Manfaat Uji Laboratorium dalam Usaha Peternakan Unggas

Manfaat Uji Laboratorium dalam Usaha Peternakan Unggas

Berbagai manfaat uji laboratorium dalam usaha peternakan unggas, yaitu :

1.  Uji Serologi

Salah satu penentu keberhasilan vaksinasi adalah ketepatan program atau jadwal vaksinasi. Dengan melakukan uji serologi (HI test atau ELISA) akan membantu peternak dalam menentukan waktu vaksinasi/revaksinasi yang tepat sehingga diharapkan titer antibodi hasil vaksinasi/ revaksinasi tersebut optimal. Uji serologi juga dapat digunakan untuk mengukur atau me mantau keberhasilan vaksinasi dengan melihat pembentukan titer protektif (melindungi). Selain itu juga dengan monitoring titer yang rutin peternak akan mempunyai baseline titer antibodi tertentu yang penting di masa produksi seperti ND, AI dan IB sehingga jika suatu saat ada penyimpangan dari titer dasar ini, bisa menjadi suatu peringatan dini (early warning system) terhadap kondisi ayam.

Saat ada kasus penyakit, hasil titer antibodi juga bisa membantu peneguhan diagnosa dengan membandingkan titer antibodi sebelum, saat permulaan kasus dan 1 minggu kemudian. Dengan begitu akan diperoleh arahan diagnosa dan penanganan penyakitnya bisa tepat.

2.  Uji Identifikasi virus/bakteri

Uji ini digunakan untuk mendeteksi jenis mikroorganisme secara detail melalui pemeriksaan biologi molekuler (PCR dan DNA Sequencing). Sebagai contoh jika di suatu farm sering terjadi kasus penyakit dengan gejala yang mirip seperti ND dan AI, maka dengan melakukan uji PCR dapat diidentifikasi virus penyebab penyakit sehingga dapat memastikan penyebab penyakit tersebut apakah ND atau AI. Dengan begitu tidak akan ada keragu-raguan lagi untuk penanganan penyakitnya.

3.  Uji Feses

Penyakit cacing dan koksidiosis yang sering menyerang ayam kadang masih disepelekan, padahal kedua jenis penyakit ini dapat memberikan kerugian ekonomi bagi peternak. Sebagai contoh penyakit koksidiosis meskipun merupakan penyakit parasit, penyakit ini dapat bersifat immunosuppressive atau menekan sistem kekebalan ayam yang dapat berefek pada daya tahan tubuh ayam. Dengan melakukan uji feses, kita dapat mengidentifikasi jenis cacing yang menyerang unggas, babi, sapi dan kambing. Selain itu juga kita dapat mengetahui jenis Eimeria (protozoa penyebab koksidiosis) yang menyerang ayam.  

4.  Uji Parasit Darah

Farm-farm yang dekat dengan daerah pantai, sungai, rawa, danau atau banyak semak-belukar disekitar kandang patut waspada terhadap serangan “malaria like” atau malaria. Karena daerah tersebut banyak dijumpai genangan dan tempat persembunyian nyamuk yang merupakan vektor/ pembawa bibit penyakit tersebut. Oleh karenanya dengan uji parasit darah dapat mendeteksi adanya parasit (malaria atau “malaria like”) yang terdapat di dalam darah unggas.

5.  Uji Kualitas Ransum

Mengetahui kandungan nutrisi ransum terutama ransum formulasi sendiri (self mixing) atau jika ada perubahan supplier bahan baku ransum. Hal ini karena kita ketahui bersama bahwa hampir 70% biaya produksi dikeluarkan untuk biaya ransum, sehingga sedikit mengeluarkan dana untuk melakukan uji ransum dapat memberikan ketenangan terhadap kualitas ransum yang kita berikan ke ternak kita. Uji kandungan nutrisi ransum juga dapat membantu dalam menemukan penyebab gangguan produksi telur yang bukan disebabkan faktor infeksius (infeksi penyakit).

6.  Uji Kualitas Air

Air bisa menjadi media penularan penyakit seperti colibacillosis, salmonellosis, dll. Selain itu air merupakan media penting dalam pelarutan vitamin/obat maupun vaksin, sehingga air yang berkualitas sangat diperlukan demi keberhasilan pengobatan maupun vaksinasi. Oleh karenanya, ada baiknya kita perlu melakukan uji kualitas air minimal setiap pergantian musim (2 kali setahun) untuk melihat kualitas kimia (kandungan nitrat, nitrit, kesadahan, pH) dan bakteriologi (kandungan bakteri E. coli atau Salmonella sp.)

(http://info.medion.co.id).

Rate this post

Tinggalkan Balasan

WhatsApp WA kami sekarang..!