Pemuda Asal Bantul Sukses Berbudidaya Ayam Kalkun
Ayam Kalkun adalah jenis ayam hias yang memiliki postur sangat besar, biasanya 2-3x lebih besar daripada ayam biasa. Selain memiliki kecantikan akan bulu-bulunya yang berwarna-warni ketika mekar, posturnya juga sangat besar. Sehingga akan terasa besar ketika Anda menyembelih ayam kalkun. Selain posturnya yang besar, kelebihan ayam kalkun diantaranya memiliki kandungan protein yang lebih baik daripada ayam biasa. Jadi berbekal kelebihan inilah banyak peternak ayam yang membudidayakan ayam kalkun, salah satunya adalah Joko Wahyulianto seorang pemuda asal Bantul Yogyakarta.
Seperti yang dimuat dalam harian Solopos, Seorang pemuda asal bantul ini mampu menghasilkan omset 7,5 juta/bulan hanya dari modal awal yang 50.000. Kisahnya ini bermula pada tahun 2010. Pada mulanya ia adalah seorang peternak ayam hias, namun karena suatu hal ia mencoba untuk beternak ayam kalkun. Lalu ia mencoba untuk membeli sepasang anakan ayam kalkun dari pedagang saat itu dengan harga Rp. 50.000, ayam kalkun tersebut ia rawat dan ia besarkan hingga mampu bertelur.
Hal lain yang mendasarinya memelihara ayam kalkun adalah karena pakannya relatif lebih mudah didapat karena di pedesaan hampir setiap hijau-hijauan ada. Ayam kalkun dapat diberi pakan hijau-hijauan seperti genjer, gedebok pisang, daun-daunan, dll. Hal ini tentu dapat mengurangi biaya produksi. Selain kemudahan pakan, kemudahan lain yang dirasakan Joko adalah kandangnya. Karena ayam kalkun tidak perlu dibuatkan kandang yang spesifik, asal ada tempat berlindung ketika panas matahari yang terik atau melindungi dari hujan, ayam kalkun dapat bertahan hidup dengan baik. Karena ayam kalkun adalah jenis ayam yang lebih suka di umbar.
Ayam kalkun akan memasuki usia produktif setelah usia delapan bulan. Setiap kali ayam kalkun bertelur, mampu menghasilkan 10-15 butir telur. Sebulan setelah bertelur, kalkun betina akan kembali memasuki fase produktif. Tahapan ini akan berlangsung hingga usia kalkun lebih dari lima tahun bahkan 10 tahun. Namun, ada satu tahapan seekor betina yang tidak bertelur karena mengalami fase molting atau perubahan pada bulunya. Namun setelah sebulan, fase itu akan kembali normal dan produktif. Joko menjelaskan, resiko kegagalan dalam penetasan anakan kalkun sangat rendah. Setelah diletakkan dalam mesin penetas, sekitar 28 hari maka telur-telur tersebut akan menetas dan siap dikirim ke pelanggan. Joko menambahkan, saat ini dirinya fokus untuk melayani DOC ayam kalkun, dan saat ini memiliki 30 ekor indukan betina dengan 7 jantan.
Itulah kisah sukses Joko Wahyulianto, seorang pemuda asal Bantul yang berhasil berbudidaya ayam kalkun hanya berbekal modal 2 pasang. Saat ini peluang budidaya ayam kalkun sebenarnya masih terbuka lebar, mengingat bertambah banyaknya restoran-restoran dengan menu ayam kalkun. Silahkan hubungi kami kapan saja untuk mendapatkan ayam kalkun baik anakan atau indukan, kami memiliki berbagai jenis.
SMS/CALL/WHATSAPP
0812-2028-8686
Indosat:
0856-4772-3888
0857-2932-3426
Telkomsel:
081220288686
0822-2123-5378
XL:
0819-3140-9353